Sabtu, 27 Maret 2010

Gerakan Boikot Bayar Pajak di FB Capai 20 Ribu Pendukung

Anwar Khumaini - detikNews

Jakarta
- 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN' terus panen pengikut. Tak kurang 20 ribu Facebookers gabung dalam grup yang baru dibuat dua hari lalu tersebut.

Saat detikcom mengunjungi grup tersebut, Sabtu (27/3/2010) pukul 04.00 WIB, total pendukung grup tersebut mencapai 20.029 orang.

Beberapa pendukung menyatakan kegemasannya terhadap Gayus Tambunan yang diduga terkait kasus markus pajak senilai Rp 25 miliar. "Bayar pajak? Yaelah. Mendingan bayarin utang gue noh di warung Bu Bubangun," sindir salah satu anggota grup boikot pajak, Surya Kurniawan.

Berbeda dengan Surya Kurniawan yang sindirannya terkesan tidak serius, salah satu anggota grup, Zoevan Luhut Manik mencoba menjelaskan efektivitas pajak terhadap sang pembayar pajak.

"Bayar pajak itu bagus, asal penggunaannya benar, transparan, logis, tepat sasaran. Tapi kalau tidak jelas penggunaannya, buat apa bayar pajak?" tanya Zoevan.

Satu lagi sindiran kocak ditulis oleh salah satu anggota grup tersebut, Frans Tito. Frans memplesetkan singkatan NPWP menjadi Nilep Pajak Wajip Pajak.

"Daripada bayar pajak, mending beli rujak, kenyang pula," canda Heri Pramiko, pria berkacamata anggota grup boikot bayar pajak.

Sebelumnya, Dirjen Pajak Tjiptardjo meminta kepada masyarakat untuk tidak menjadikan kasus Gayus Tambunan sebagai alasan untuk tidak membayar pajak. Menurut Tjip, orang yang bersalah tetap bersalah. "Apa jadinya negara ini kalau nggak bayar pajak," kata Tjiptardjo.
(anw/anw)
Continue Reading...

Pengamat : Kasus Gayus bikin orang malas bayar pajak

Jakarta–Pengamat Perpajakan Kodrat Wibowo menyatakan, kasus makelar kasus (Markus) pajak senilai Rp 25 miliar yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak, Gayus Tambunan, berpengaruh buruk terhadap citra pemerintah di bidang pajak. Masyarakat menjadi makin malas membayar pajak karena uang hasil pajak rawan disalahgunakan.

Gayus Tambunan

“Maraknya pemberitaan mengenai Gayus ini akan berefek buruk terhadap upaya pemerintah meningkatkan penerimaan pajak. Karena orang akan berpikir buat apa bayar pajak kalau ternyata uangnya disalahgunakan,” tuturnya, Kamis (25/3).

Kodrat mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Ditjen Pajak harus segera menjelaskan kepada masyarakat bahwa kasus Gayus ini merupakan permainan oknum yang memanfaatkan celah aturan perpajakan.

“Ini harus segera dijelaskan, agar masyarakat mengerti. Pemerintah harus jelaskan bahwa kasus ini merupakan perbuatan oknum. Masyarakat yang tadinya berharap banyak dari pajak, saat ini jadi antipati,” katanya.

Di samping itu, target penerimaan pajak pemerintah tahun ini juga bisa terganggu. Jadi usaha pemerintah untuk menggiatkan masyarakat untuk membayar pajak akan luntur akibat kasus ini. “Target penerimaan pajak bisa gagal karena orang malas bayar pajak,” tandasnya.

Gayus Tambunan merupakan pegawai pajak dengan golongan IIIA. Namun kekayaan Gayus cukup membuat geleng-geleng diantaranya rumah mewah di Gading Park View dan apartemen di Cempaka Mas termasuk mobil mewah yang terparkir di halamannya. Pengadilan Negeri Tangerang memvonis Gayus Tambunan bebas dalam perkara penggelapan pajak pada 12 Maret 2010.

Nama Gayus muncul setelah mantan Kabareskrim Susno Duadji bersuara soal adanya makelar kasus pajak senilai Rp 25 miliar.

http://www.solopos.com
dtc/rif

Continue Reading...
 

APOLOGIZE....YAA

Sebelumnya saya meminta maaf kepada semua pihak,. dikarenakan tidak semua konten yang saya publikasikan asli buatan saya, maka dari itu saya pastikan mencantumkan link sumber postingan tersebut berasal..,Tujuan saya hanya ingin menyajikan sebuah blog dengan info-info yang mungkin belum pernah diketahui, info-info terkini, dan info-info yang sedang marak dan info yang aneh-aneh.....disini tempatnya----> apabila ada yg tidak puas dan merasa haknya di langgar, harap segera hub saya Via E-mail. Thanks atas kunjungannya *_*

Foto Pengunjung

Tahukah Anda..? Copyright © 2009 WoodMag